» » » » » Pemberontak Suriah Tembak Mati Bocah 15 Tahun Demi Kopi Gratis


Kelompok pemberontak Suriah dikabarkan telah menembak mati seorang remaja, Muhammad al-Qatta, di depan keluarganya sendiri. Remaja 15 tahun itu ditembak lantaran tuduh menghujat Nabi Muhammad oleh Kaum wahabi pemberontak di Suriah tersebut.
Pemberontak Suriah menembak mati anak umur 15 tahun yang berdagang kopi di jalan di depan orang tua dan saudaranya gara-gara menolak memberi kopi gratis untuk mereka.
Anak tersebut menolak dengan alasan, seandainya Nabi Muhammad pun yang minta, dia tak akan memberikannya gratis. 
Kelompok bersenjata kemudian menembak dia di bagian kepala dan leher dengan senapan otomatis di depan kerumunan orang, termasuk ayah dan ibu Qatta. Sebelum menembak, para pemberontak sempat mengumumkan bahwa menghujat Nabi Muhammad merupakan kejahatan besar dan mereka yang ketahuan melakukan hal itu akan mendapat hukuman yang sama.
Padahal anak kecil tersebut sudah benar, Nabi SAW kalau beli sesuatu selalu bayar. Malah kambing yang harganya 1/2 dinar, beliau memberi uang 1 dinar kepada sahabat untuk membelinya. Untuk bekam Nabi bayar 5 dirham atau rp 300 ribu lebih. Padahal di Indonesia paling Rp 100 ribu. 
Nabi lebih senang mengganjal perutnya dgn 3 batu daripada menodong ke warung2 makan agar bisa makan gratis: 
Dari Syahib bin Gharqadah: “Saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi saw. memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau, lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi saw. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung.” (H.R.Bukhari).Menurut organisasi itu, kelompok pemberontak menargetkan Qatta sebab sebelumnya dia mengatakan bahwa dirinya tidak akan meminjamkan uang kepada seseorang 'Sekalipun Nabi Muhammad hidup kembali'.
Kelompok bersenjata ini diyakini sebagai anggota dari sebuah kelompok pemberontak yang dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah, atau yang sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra. Mereka berbicara dialek Arab klasik ketimbang menggunakan salah satu bahasa lokal Suriah, yang memunculkan dugaan bahwa mereka kemungkinan pejuang asing.
Sementara Orang tua Qatta mengatakan anak mereka memang telah ambil bagian dalam protes pro-demokrasi di Aleppo.
Setidaknya 94 ribu orang tewas sejak konflik Suriah meletup pada Maret 2011, meskipun jumlah korban yang sebenarnya mungkin bisa lebih tinggi lagi mencapai 120 ribu jiwa.

(Dari berbagai sumber)

About Unknown

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply